The Infamous Middle Finger -->

Contents of This Blog

movie (5) story (5) Movie Critics (4) Surabaya (4) remaja (3) band (2) funny (2) indie (2) kuliner (2) love (2) overdomer (2) pengalaman (2) poems (2) rokok (2) youtube (2) Death eater (1) Event (1) Kamikaze (1) art (1) atlantis (1) bisnis (1) blackberry (1) blog (1) blogging (1) error (1) game online (1) jual beli (1) kesaksian (1) magic (1) mushroom (1) ninjakita (1) solusi (1) the darkness hero (1)

Minggu, 03 Juli 2011

I Would Even Wait All Night

"Sudah lupakan saja , kita memang gak akan pernah bisa bersama!" Allejandro berkata tegas kepada Laritta ,"tapi..bukankah kau mencintaiku?" kata Laritta seraya menangis tersedu-tersedu" "ah...semuanya sama aja . telenovela , sinetron bosen ndeloke (ngeliatnya)" kataku yang masih melihat TV dengan siaran telenovela barusan,"Ceritanya pasti gitu gitu aja. tuker tukeran anak lah , perebutan harta warisan lah , atau apalah ! standar banget !" aku mematikan televisi dan segera keluar rumah.

Kebosanan ini menuntun kakiku ke sebuah swalayan dan disitulah aku menemukan keajaiban . bukan , ini sebuah anugerah . Paras cantik di sebuah toko swalayan . lirikan matanya sungguh membuat aku terpana . rambut hitamnya yang bergelombang se pundak , matanya yang bulat, dan hidungnya yan mancung menambah keanggunnya . siapa dia ? orang baru atau memang karena aku yang gak pernah keluar rumah ? dia melangkah pergi keluar toko swalayan .

Malam harinya aku bertemu dia lagi di jalan depan rumah . Aku ikuti saja pikirku , pasti dia tinggal di daerah sini . sampai di sebuah rumah yang cukup tertutup ,"oh...ini to rumahnya?" celetukku yang mengagetkan cewek itu ." lho , sejak kapan kamu disini?" tanyanya, "daretadi aku ngikutin kamu hehe , kamu ngapain malem-malem gini?" Balik nanya , " aku cuma..olahraga malem aja" Jawabnya sambil tersenyum . "Ehm , namamu sapa ? aku Bayu" Aku menyodorkan tanganku ,"saya Angel" Tersenyum malu dan menggapai tanganku . itulah awal perkenalan kami dan hubunganku dengannya berjalan lancar sebagai sahabat .

selama 2 bulan berteman dengannya aku masih sering merasa aneh dengannya karena dia selalu keluar malam, bahkan dini hari . akhirnya kuputuskan untuk mencari tahu dengan membuntutinya suatu malam . tibalah aku di depan diskotik terkenal di Surabaya dan ternyata dia masuk ke dalam tempat yang haram untukku itu .Tapi rasa ingin tahuku lebih besar . kulihat dia mengobrol dengan seorang pria yang tengah berdansa , lalu diajaknya pria itu keluar naik mobil pria itu . segera kupacu juga vespaku. aneh sekali , mereka turun ke sebuah masjid . cukup sampai disitu aku pun pulang .

esoknya kembali terjadi hal yang sama terus menerus . diskotik ke masjid . aneh sekali pikirku . kulihat diskotik ini semakin sepi , dan aku mulai mengerti apa yang dilakukan Angel . dia menyadarkan mereka dari perbuatan yang buruk. Tapi mana mungkin manusia biasa dapat melakukan itu , lagipula Angel tidak terlihat begitu sholehah . Suatu malam kuberanikan diri untuk bertanya .

"Angel!" panggilku sambil berlari ke arahnya yang sedang berjalan kembali ke rumahnya," kenapa kau menangis?" lanjutku ketika melihat wajahnya bercucuran air mata. dia tetap terdiam dan menangis tanpa hentim " siapa kamu sebenarnya?" tanyaku , dan dia langsung memelukku dan berkata," Sebenarnya aku sudah mati , ini hanyalah kepalsuan, maafkan aku ."Terangnya padaku ,"jangan bercanda . apa maksudmu ?" aku tak percaya ,"itu penebusan dosa selama hidupku . dulu aku seorang germo , pelacur , pecandu , dan segudang pe-pe dengan kejahatan lainnya." katanya sambil menangis," lalu apa setelah ini?"Tanyaku , air mataku sudah tak terbendung,"Selamat tinggal sayang , tugasku sudah selesai . Aku akan kembali ke tempatku seharusnya".

Tubuhnya yang berada di pelukanku perlahan menghilang menjadi ribuan cahaya kecil bagai kunang-kunang , begitu indahnya . aku hanya bisa bersujud menangis karena orang yang kusayangi dan kucintai sesungguhnya tidak ada . tidak pernah ada , tapi terkenang .

Kalau saja kamu tetap disini . Aku rela menunggumu dari tugasmu tiap malam tiap detik . Aku rela

Teman Tercinta